logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊNestapa Upaya Menjaga...
Iklan

Nestapa Upaya Menjaga Lingkungan

Kriminalisasi dan kekerasan menjadi momok bagi para pembela lingkungan. Hingga kini, mereka masih menaruh harapan pada kehadiran dan keberpihakan negara agar perjuangannya ini tak seolah membentur tembok.

Oleh
Dionisius Reynaldo Triwibowo/Irma Tambunan
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sn4vRazzGHouNnqJyfQu9bj51R0=/1024x490/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2F6dd67f40-1b9f-46a0-8e51-33db1ea4423e_jpg.jpg
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN

Ilustrasi kerusakan lingkungan. Kondisi parah tambang emas liar menyebabkan kerusakan lingkungan di Sungai Limun dan sekitarnya di Kabupaten Sarolangun, Jambi, tampak lewat foto udara Googleearth, Jumat (8/1/2021).

Mengupayakan lingkungannya sendiri menjauh dari kerusakan dan pencemaran bagi sebagian orang dan komunitas masyarakat memberikan konsekuensi berat. Meski mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat merupakan bagian dari hak asasi yang diakui konstitusi, tak sedikit mereka yang mengalami kriminalisasi, dianiaya, kehilangan penghidupan, ataupun meregang nyawa demi menggapainya.

Dampak dari upayanya, bahkan bisa disebut perjuangannya itu, tak sedikit yang berbuntut panjang. Melelahkan, menguras air mata dan psikis, bahkan juga turut mengorbankan keluarga.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan