logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊKeberlanjutan Desa Peduli...
Iklan

Keberlanjutan Desa Peduli Gambut Perlu Memuat Resolusi Konflik

Isu konflik lahan agar dipertegas dalam program desa peduli gambut atau desa mandiri peduli gambut. Ini supaya pencegahan kebakaran dan perlindungan gambut bisa optimal dijalankan di masa mendatang.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/YcLZITv9WIONoKAKaAIpYhfbgPc=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2F20200921IDO_Sumur_Bor5_1600681746.jpg
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Pangkoh Sari, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah mulai membasahi gambut yang kering di musim kemarau, pada Senin (21/9/2020). Di desa itu setidaknya terdapat 20 sumur bor yang masih bisa dipakai untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan

JAKARTA, KOMPAS – Program desa peduli gambut atau desa mandiri peduli gambut akan dilanjutkan sebagai upaya restorasi dan pengelolaan gambut yang berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat di tingkat tapak. Hal ini perlu diikuti dengan penegasan akan isu resolusi konflik dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan.

Antropolog dari Universitas Indonesia Suraya Afiff menyampaikan, restorasi gambut yang menjadi program pemerintah bukan hanya masalah teknis seperti mengatasi konversi lahan serta kebakaran hutan dan lahan. Akan tetapi, restorasi gambut yang dilakukan memiliki aspek keadilan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan