logo Kompas.id
โ€บ
Ilmu Pengetahuan & Teknologiโ€บCovid-19 dan Anak Kita
Iklan

Covid-19 dan Anak Kita

Kebijakan membuka kembali pembelajaran tatap muka di sekolah ataupun tetap secara daring memiliki dalih dan konsekuensi. Semuanya agar dilakukan atas pertimbangan ilmiah dan terbuka.

Oleh
Ahmad Arif
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/FMGTinQhxI1UmHOIOp53UOYnb_E=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2Faec0acb3-b2bf-407f-840c-d107b06492b3_jpg.jpg
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Peserta upacara memberi penghormatan saat pengibaran bendera Merah Putih pada upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Senin (17/8/2020), di perairan Laut Sekotong, Lombok Barat, tepatnya di antara Gili Sudak dan Gili Kendis.

Pandemi Covid-19 membawa kita dalam dilema dan keputusan yang diambil bisa berkonsekuensi besar bagi masa depan anak-anak kita. Apakah sudah saatnya membuka sekolah dengan risiko keselamatan jiwa atau tetap menutupnya dengan dampak terhadap perkembangan sosial dan pendidikan anak?

Banyak kajian menunjukkan, penutupan sekolah bisa mengerem laju penularan dan kematian akibat Covid-19. Kajian Katherine A Auger, misalnya, menyebut, penutupan sekolah di Amerika Serikat pada 9 Maret hingga 7 Mei 2020 menurunkan insiden Covid-19 hingga 62 persen dan kematian berkurang 58 persen. Dengan mengekstrapolasi temuan mereka ke populasi AS, peneliti menyimpulkan, penutupan sekolah mengurangi sekitar 1,37 juta kasus dan kematian hingga 40.600 orang (Journal of American Medical Association, 29 Juli 2020).

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan