logo Kompas.id
โ€บ
Ilmu Pengetahuan & Teknologiโ€บBintik Superbesar Memicu...
Iklan

Bintik Superbesar Memicu Peredupan Bintang Raksasa Merah Betelgeuse

Cahaya bintang raksasa merah Betelgeuse meredup secara tiba-tiba. Fenomena itu diduga akibat munculnya bintik bintang superbesar alias raksasa yang menutupi lebih dari separuh permukaannya.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/cQmqGhhOxzqe9oivBmdYmUes9MM=/1024x682/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F5444bbf2-950a-4bc9-b768-c38638f6fe6c_jpg.jpg
KOMPAS/Max Planck Institute for Astronomy/Graphics Department

Gambaran artis yang menunjukkan bintik bintang superbesar yang menutupi permukaan bintang raksasa merah Betelgeuse. Bintik bintang yang mencakup 50-70 persen permukaan Betelgeuse itu membuat kecerlangan bintang menurun. Selain itu, selama perputarannya, bintang akan melepaskan sejumlah gas ke lingkungan sekitarnya. Gas itu akan mengalami kondensasi hingga membentuk debu alam semesta.

Meredupnya cahaya bintang raksasa merah Betelgeuse secara tiba-tiba diduga akibat munculnya bintik bintang superbesar alias raksasa yang menutupi lebih dari separuh permukaannya. Studi ini membantah dugaan sebelumnya yang menyebut pelemahan cahaya Betelgeuse itu dipicu oleh adanya awan debu yang mengelilinginya.

Betelgeuse adalah bintang yang mudah diamati dari belahan Bumi selatan, termasuk dari Indonesia. Sesuai sebutannya, bintang raksasa merah, massa bintang ini 18-19 kali lebih masif dibandingkan Matahari, tetapi ukurannya 936 kali lebih besar dari ukuran Matahari. Jaraknya dari Bumi sekitar 640 tahun cahaya. Jika Betelgeuse diletakkan di posisi Matahari di Tata Surya, permukaan Betelgeuse akan sampai ke wilayah Sabuk Asteroid, daerah antara planet Mars dan Jupiter.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan