logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊProgram Cetak Sawah Dinilai...
Iklan

Program Cetak Sawah Dinilai Kurang Memberikan Dampak Maksimal

Program cetak sawah yang dilakukan di sejumlah daerah dinilai tidak memberikan dampak maksimal terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. Selain itu, muncul pula potensi kerusakan ekologis.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/9nLjb65_7mUm3MNTyuPjLp6bLGg=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2FDSC09186_1566908317.jpg
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Ibu-ibu di Desa Talio Hulu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, memanen perdana di sawah restorasi gambut, Senin (26/8/2019).

JAKARTA, KOMPAS β€” Program cetak sawah di Kalimantan Tengah dinilai bukan sebagai jawaban bagi pencapaian kedaulatan pangan di Indonesia. Hal ini berkaca dari proyek lumbung pangan di sejumlah wilayah yang pada praktiknya tidak menguntungkan masyarakat kecil.

Ketua Dewan Nasional Foodfirst Information And Action Network (FIAN) Indonesia Laksmi Savitri mengatakan, sejumlah proyek cetak sawah yang tidak memberikan dampak maksimal, antara lain, Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) yang kemudian berubah menjadi Merauke Food Estate (MFE) di Papua dan Ketapang Food Estate (KFE) di Kalimantan Barat.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan