logo Kompas.id
β€Ί
Ilmu Pengetahuan & Teknologiβ€ΊWacana Normal Baru...
Iklan

Wacana Normal Baru Kontraproduktif dengan Penanganan Pandemi Covid-19

Dengan kekurangannya, pembatasan sosial berskala besar telah menekan laju penularan Covid-19. Pemerintah diminta untuk tidak serta merta melonggarkan PSBB. Wacana normal baru pun perlu dimuati semangat lebih waspada.

Oleh
Ahmad Arif
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5X1YhCqx6_g_5U1-3MA1mhK--O8=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2Fbdb1a093-fa33-46fd-9357-4198fc5677f6_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Warga memesan makanan gudeg yang dijual oleh Sudarmi (63) di kawasan Demangan, Yogyakarta, Sabtu (30/5/2020). Selama berjualan, Sudarmi mengenakan face shield (penutup muka), masker, dan sarung tangan plastik untuk mengurangi risiko penyebaran virus korona jenis baru. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta masih menyusun prosedur standar operasi (SOP) penerapan tatanan normal baru dengan mengedepankan protokol kesehatan untuk mengurangi potensi penyebaran virus korona jenis baru di masyarakat.

JAKARTA, KOMPAS β€” Wacana tentang normal baru yang terus digaungkan sebelum kasus mereda menjadi kontraproduktif dan membuat wabah menjadi sulit diatasi.  Pemerintah disarankan lebih mengedukasi publik bahwa wabah belum selesai dan setiap orang masih harus menerapkan perilaku hidup sehat dan aman agar bisa kembali produktif.

Ketua Terpilih Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede S Darmawan di Jakarta, Rabu (3/6/2020) mengatakan, pemodelan yang dilakukannya bersama tim IAKMI lain, yaitu Hermawan Saputra dan Ibnu S Joyosemito, ditemukan bahwa intervensi berupa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah menekan penularan Covid-19 di Indonesia.

Editor:
ilhamkhoiri
Bagikan