logo Kompas.id
HumanioraDua Kotak Makan Bergizi Setiap...
Iklan

Dua Kotak Makan Bergizi Setiap Hari untuk Nyai

Pemerintah telah menjangkau 100.000 orang lansia tunggal dan 33.774 difabel di Indonesia dengan Program Permakanan.

Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
· 4 menit baca
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (kiri) berbincang dengan Nyai (87), warga lansia penerima Program Permakanan Lansia di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (7/10/2024). Nyai tinggal bersama anak dan cucunya yang berjualan nasi uduk setiap pagi. Selain program permakanan, bantuan yang diberikan kepada Nyai meliputi pembersihan dan pengecatan kamar, pemeriksaan kesehatan, serta bantuan nutrisi.
KOMPAS/RIZA FATHONI

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (kiri) berbincang dengan Nyai (87), warga lansia penerima Program Permakanan Lansia di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (7/10/2024). Nyai tinggal bersama anak dan cucunya yang berjualan nasi uduk setiap pagi. Selain program permakanan, bantuan yang diberikan kepada Nyai meliputi pembersihan dan pengecatan kamar, pemeriksaan kesehatan, serta bantuan nutrisi.

JAKARTA, KOMPAS — Nasib kurang beruntung kerap dialami warga lanjut usia dan difabel. Mereka rentan mengalami keterlantaran, kelaparan, bahkan meninggal dunia dalam kesendirian. Kehadiran pemerintah untuk menjamin hak hidup setiap warga negara sangat dibutuhkan demi meningkatkan kualitas hidup kelompok rentan.

Dalam tiga tahun terakhir, pemerintah telah menjangkau 100.000 warga lansia tunggal dan 33.774 penyandang disabilitas di seluruh Tanah Air dengan Program Permakanan yang dikelola Kementerian Sosial (Kemensos). Program ini memberikan makanan kepada warga lansia dan penyandang disabilitas sebanyak dua kali sehari.

Tiap-tiap porsi bernilai Rp 15.000 dengan menu nasi atau makanan sejenis, lauk pauk, sayur, buah potong, dan air mineral. Anggaran bantuan permakanan untuk lansia pada tahun 2024 adalah Rp 912 miliar dan untuk difabel sebesar Rp 314,28 miliar.

Sebenarnya sudah ada program makan bergizi gratis, namanya permakanan, dan ini turut mengembangkan ekonomi lokal.

Salah satu warga lansia penerima bantuan permakanan, yaitu Nyai, sangat semringah saat ditemui sebelum menerima bantuan di kamar kontrakannya di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, pada Senin (7/10/2024). Nenek berusia 87 tahun ini tak menyangka bisa mendapatkan perlindungan sosial hingga usia senjanya.

Setiap pagi, seorang kurir selalu datang ke kamar kontrakannya, mengantarkan dua kotak makan untuk menjaga pemenuhan nutrisinya sebagai warga lanjut usia atau lansia. Menunya beragam setiap hari, tetapi selalu lengkap dengan nasi, lauk, sayur-mayur, hingga buah-buahan dan air mineralnya.

KOMPAS/STEPHANUS ARANDITIO
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengantarkan dua kotak makan kepada Nyai (87) di kamar kontrakannya di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (7/10/2024). Pemerintah melalui Kementerian Sosial telah menjangkau 100.000 lansia tunggal dan 33.774 disabilitas di Indonesia dengan Program Permakanan demi memberikan perlindungan sosial.

Nyai tinggal bersama sang putri, Suryani (57), serta cucunya. Suryani berjualan nasi uduk setiap pagi dan penghasilannya terbatas untuk rumah tangganya sendiri. Program permakanan bagi warga lansia dan difabel sejak tahun 2023 ini sangat membantu kebutuhan Nyai di tengah keterbatasan keluarganya.

”Apa pun yang nenek dapat pasti nenek makan, apalagi menunya ganti-ganti dan selalu komplet. Alhamdulillah, nenek senang, sampai tak bisa ngomong lagi, ini sudah banyak sekali,” kata Nyai.

Menu makan Nyai hari ini terdiri dari nasi putih, telur asin, tempe bacem, terong balado, pisang, dan air mineral. Kotak kedua berisi nasi putih, opor ayam, tahu, kerupuk udang, jeruk, dan air mineral.

Baca juga: Ratusan Ribu Warga Maluku Belum Terlindungi Program Jaminan Kesehatan

Selain program permakanan, Kemensos merenovasi kamar kontrakan, pembersihan, dan pengecatan kamar, pemeriksaan kesehatan, serta bantuan nutrisi kepada Nyai. Selain itu, Nyai juga mendapat peralatan dan bahan untuk mendukung usaha nasi uduk yang dijalankan oleh anaknya.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (kedua dari kanan) mencicipi menu paket makan pagi saat peninjauan dapur Pokmas (kelompok masyarakat) di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (7/10/2024).
KOMPAS/RIZA FATHONI

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (kedua dari kanan) mencicipi menu paket makan pagi saat peninjauan dapur Pokmas (kelompok masyarakat) di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (7/10/2024).

Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengungkapkan terdapat 1.644 kelompok masyarakat (pokmas) di seluruh Indonesia yang bertugas memastikan makanan dibuat dengan baik dan sampai kepada penerima dengan baik. Mereka pun mendapatkan honor yang sepadan atas kesukarelaannya membantu sesama.

Sebagai contoh, Pokmas Ciracas Barokah 1 terdiri atas enam ibu rumah tangga yang diberdayakan untuk memasak 200 porsi bagi 100 lansia di Kecamatan Ciracas. Mereka dibayar Rp 60.000 per hari atau setara dengan Rp 1,8 juta per bulan.

Iklan

Baca juga: Perempuan Korban TPPO Diberdayakan Sebelum Kembali Menjalani Hidup

Setelah matang dan selesai dikemas, makanan diantarkan oleh tiga kurir yang dibayar Rp 2.000 per alamat antar. Dalam sebulan, kurir bisa menerima penghasilan berkisar Rp 100.000 hingga Rp 120.000 per hari, atau sekitar Rp 3,6 juta per bulan.

”Sebenarnya sudah ada program makan bergizi gratis, namanya permakanan dan ini turut mengembangkan ekonomi lokal karena uangnya juga mutar di masyarakat. Kalau misalnya kita pengadaan terpusat akan susah, jadi serahkan ke kelompok masyarakat,” kata Saifullah seusai mengantarkan dua kotak permakanan kepada Nyai.

Mastinah (65) dan Darsono (75) (kanan) menerima makanan dari program Permakanan Gratis Pemkot Surabaya, Kamis.
KOMPAS/IQBAL BASYARI

Mastinah (65) dan Darsono (75) (kanan) menerima makanan dari program Permakanan Gratis Pemkot Surabaya, Kamis.

Sementara itu, Pokmas Permakanan Ciracas Barokah 2 yang terdiri dari enam petugas masak dan enam kurir melayani 230 penyandang disabilitas. Setiap Pokmas mendapatkan alokasi biaya operasional sebesar Rp 500.000 per bulan.

Dalam kunjungan kerjanya kali ini, pria yang akrab disapa Gus Ipul ini memberikan bantuan operasional Rp 1,09 miliar setahun untuk Pokmas Ciracas Barokah 1 dan Rp 621 juta untuk tiga bulan kepada Pokmas Ciracas Barokah 2.

Baca juga: Menjadi Lansia Bahagia Bisa Dipersiapkan Sedari Muda

Selain mengantar permakanan, Gus Ipul memberikan seperangkat bantuan perlengkapan sekolah kepada anak penerima program Yapi (Yatim/Piatu/Yatim Piatu) Kemensos, Ajeng Pratiwi (13). Dia kehilangan ayahnya pada tahun 2018 atau saat ia masih duduk di kelas 7 SMP.

Program Yapi memberikan bantuan dukungan berupa uang tunai sebesar Rp 200.000 per bulan yang dikirim melalui bank penyalur kepada anak yang salah satu atau kedua orangtuanya meninggal. Bantuan diterima anak hingga berusia 18 tahun.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (kiri) menyerahkan bantuan kepada anak penerima program Yapi, Ajeng Pratiwi (13), yang kehilangan ayahnya pada tahun 2018 dan saat ini duduk di kelas 7 SMPN 210 di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (7/10/2024).
KOMPAS/RIZA FATHONI

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (kiri) menyerahkan bantuan kepada anak penerima program Yapi, Ajeng Pratiwi (13), yang kehilangan ayahnya pada tahun 2018 dan saat ini duduk di kelas 7 SMPN 210 di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (7/10/2024).

Berdasarkan data Kementerian Sosial tahun 2024, jumlah penerima manfaat (PM) Yapi di DKI Jakarta mencapai 8.937 orang, dengan total nilai bantuan sebesar Rp 13,4 miliar. Adapun penerima di seluruh provinsi di Indonesia berjumlah 228.507 anak dengan total nilai bantuan Rp 357,4 miliar.

Baca juga: Kala Karya Jurnalistik Menghibur yang Papa

Selanjutnya, Gus Ipul meninjau rumah Suhendra (64), penyandang disabilitas rungu wicara yang bekerja sebagai buruh angkut material bangunan. Suhendra menerima bantuan permakanan difabel dan bantuan wirausaha berupa gerobak gorengan beserta peralatan dan bahan yang diperlukan untuk memulai usaha tersebut. Bantuan lain yang diterima Suhendra adalah alat bantu dengar, pemeriksaan audiometri, bantuan nutrisi, dan kebersihan diri.

”Bapak Suhendra itu ingin merintis usaha, ya, mudah-mudahan nanti berhasil. Pertama, didampingi dulu, ya, nanti sampai biar bisa mandiri,” ujarnya.

https://cdn-assetd.kompas.id/K1C8XJXzScAV-ui5bVsbl2kHzHc=/1024x963/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F12%2F04%2F20211203-H05-LHR-Disabilitas-mumed_1638552650_png.png

Di samping memberikan sejumlah bantuan, Kemensos juga mengukur kemampuan para kelompok rentan ini. Jika dinilai masih bisa produktif, mereka akan mengikuti program-program pemberdayaan sosial, salah satunya melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara (Pena).

Baca juga: Puluhan Ribu Orang Dikeluarkan dari Daftar Penerima Bansos

Sejak tahun 2023 hingga 2024, sebanyak 28.775 keluarga penerima manfaat (KPM) telah berhasil digraduasi. Artinya, mereka terlepas dari kemiskinan dan tidak lagi menerima bansos. Jumlah ini jauh melampaui target tahun 2023-2024, yaitu sebanyak 16.000 KPM.

Kunjungan kerja Mensos ini bertujuan untuk mengidentifikasi persoalan sosial di masyarakat dan selanjutnya akan menjadi rekomendasi pada pemerintahan berikutnya. ”Dan yang paling penting dari semua itu adalah Perlindungan Sosial sepanjang hayat itu bisa terlaksana,” kata Gus Ipul.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan