Kesehatan Reproduksi
Kemacetan dan Polusi Udara Pengaruhi Kesuburan Manusia
Polusi udara memicu gangguan kesuburan laki-laki, tapi kebisingan atau polusi suara menimbulkan infertilitas perempuan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F16%2F9475cbab-d2e2-45fe-a554-e71594129780_jpg.jpg)
Kabut polusi asap membekap langit Kota Jakarta, Kamis (16/5/2024). Nilai indeks kualitas udara di Jakarta pada Kamis sekitar pukul 09.00, menurut situs IQAir, adalah 176 atau dalam kondisi tidak sehat. Polusi udara bisa menurunkan kesuburan laki-laki.
Infertilitas atau gangguan kesuburan memberi dampak besar bagi kesejahteraan mental dan kualitas hidup masyarakat. Namun, persoalan ini tidak hanya disebabkan oleh kelainan sistem reproduksi manusia, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Kemacetan lalu lintas yang memicu polusi udara dan polusi suara juga memengaruhi fertilitas manusia.
Laporan ”Prakiraan Prevalensi Infertilitas 1990-2021” yang dipublikasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2023 menyebut 17,5 persen orang dewasa di seluruh dunia mengalami gangguan kesuburan. Artinya, 1 dari 6 orang dewasa memiliki masalah dalam mendapatkan keturunan.