logo Kompas.id
HumanioraMemaafkan Tragedi Traumatis...
Iklan

Memaafkan Tragedi Traumatis Masa Lalu demi Kesehatan Jiwa

Memaafkan tragedi masa lalu di Indonesia bukan berarti menyerah. Keadilan tetap dinanti sembari menjaga kesehatan jiwa.

Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
· 1 menit baca
Sejarawan dari Universitas Sydney, Hans Pols; aktivis hak asasi manusia, Kamala Chandrakirana; dan mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Widjojo (dari kiri ke kanan) menjadi narasumber dalam lokakarya “Peristiwa-peristiwa Traumatis Indonesia di Masa Lalu: Merawat Kesehatan Jiwa di Masa Depan” di Kampus Atma Jaya, Semanggi, Jakarta, Sabtu (6/7/2024).
KOMPAS/STEPHANUS ARANDITIO

Sejarawan dari Universitas Sydney, Hans Pols; aktivis hak asasi manusia, Kamala Chandrakirana; dan mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Widjojo (dari kiri ke kanan) menjadi narasumber dalam lokakarya “Peristiwa-peristiwa Traumatis Indonesia di Masa Lalu: Merawat Kesehatan Jiwa di Masa Depan” di Kampus Atma Jaya, Semanggi, Jakarta, Sabtu (6/7/2024).

JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah peristiwa dan tragedi di Indonesia pada masa lalu masih meninggalkan trauma yang mendalam bagi beberapa orang. Namun, trauma tersebut sebaiknya tidak untuk dilupakan, tetapi menjadi bahan refleksi diri dalam menata masa depan demi kesehatan jiwa.

Kisah-kisah reflektif atas peristiwa traumatis di Indonesia pada masa lalu yang dialami individu atau kelompok ini akan ditulis oleh 18 penulis dalam sebuah buku yang rencananya akan terbit pada 10 Oktober 2024 bersamaan dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Proses konstruksi, reflektif, dan upaya rekonsiliasi atas sebuah peristiwa traumatis akan digambarkan dalam buku ini.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan