PENYAKIT MENULAR
Kewaspadaan akan Penularan Flu Burung Ditingkatkan
Kasus flu burung mengancam masyarakat. Kewaspadaan perlu ditingkatkan, terutama dalam surveilans dan deteksi dini.
![Fandiari, staf kesehatan hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sidrap mengubur ratusan ayam yang mati terserang flu burung di Desa Bulo, Kecamatan Panca Rijang, Sidrap, Sulawesi Selatan, Rabu (13/7).](https://assetd.kompas.id/TeHBGxT4922V_yrshSmsSRiuxwU=/1024x713/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F11%2F23%2F408c339d-fd3a-4e03-a67d-05d4a9c5483b_jpeg.jpg)
Fandiari, staf kesehatan hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sidrap mengubur ratusan ayam yang mati terserang flu burung di Desa Bulo, Kecamatan Panca Rijang, Sidrap, Sulawesi Selatan, Rabu (13/7).
JAKARTA, KOMPAS — Kasus flu burung pada manusia telah dilaporkan di sejumlah negara. Bahkan, kasus flu burung subtipe H5N2 yang pertama kali ditemukan pada manusia telah dilaporkan pada awal bulan ini. Oleh karena itu, semua pihak perlu meningkatkan kewaspadaannya, terutama dalam surveilans dan deteksi dini.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi dihubungi di Jakarta, Senin (10/6/2024), mengatakan, kasus flu burung pada manusia terakhir kali dilaporkan di Indonesia pada 2017. Sejak itu, belum ada lagi kasus flu burung yang dilaporkan. Meski begitu, sejumlah daerah kini masih menjadi daerah endemis flu burung untuk penularan pada unggas.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Kewaspadaan akan Flu Burung Ditingkatkan".
Baca Epaper Kompas