flu burung H5N2
Flu Burung Pandai Adaptasi, Penularan H5N2 di Meksiko Jadikan Pelajaran Bersama
WHO menyatakan risiko virus flu burung H5N2 untuk masyarakat umum masih rendah, tetapi masyarakat tetap perlu waspada.
![https://assetd.kompas.id/EzXQ3Uj-GgLrImfgVnKcriWzW-k=/1024x538/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F02%2F16%2Fc212b645-7ab0-4444-9cde-3dd3f2722b8e_jpg.jpg](https://assetd.kompas.id/EzXQ3Uj-GgLrImfgVnKcriWzW-k=/1024x538/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F02%2F16%2Fc212b645-7ab0-4444-9cde-3dd3f2722b8e_jpg.jpg)
Kasusnya meninggalnya seorang pria di Meksiko akibat flu burung H5N2 harus menjadi kesadaran semua pihak untuk melakukan pengamatan dan pencegahan penyakit berbahaya di Indonesia. Meski belum ditemukan kasus serupa, mitigasi terbaik harus dilakukan karena flu burung adalah virus yang pandai beradaptasi.
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pada 5 Juni 2024 menyebutkan, seorang pria di Meksiko meninggal akibat flu burung H5N2. Lelaki itu disebut berusia 59 tahun.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Flu Burung Pandai Adaptasi, Penularan di Meksiko Menjadi Pembelajaran Bersama".
Baca Epaper Kompas