logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊDepresi, 3,3 Persen Calon...
Iklan

Depresi, 3,3 Persen Calon Dokter Spesialis Ingin Akhiri Hidup atau Lukai Diri

Dari hasil skrining ditemukan sebanyak 22,4 persen mahasiswa program pendidikan dokter spesialis alami gejala depresi.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 0 menit baca
Muhammad Asroruddin (baju batik), dokter spesialis mata di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, Kalimantan Barat, membimbing koasistensi sarjana kedokteran Fakultas Kedokteran Untan, Senin (2/5/2015), di Pontianak. Koasistensi merupakan program pendidikan profesi yang harus ditempuh calon dokter setelah menyelesaikan program akademik.
KOMPAS/EMANUEL EDI SAPUTRA

Muhammad Asroruddin (baju batik), dokter spesialis mata di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura (Untan), Pontianak, Kalimantan Barat, membimbing koasistensi sarjana kedokteran Fakultas Kedokteran Untan, Senin (2/5/2015), di Pontianak. Koasistensi merupakan program pendidikan profesi yang harus ditempuh calon dokter setelah menyelesaikan program akademik.

JAKARTA, KOMPAS β€” Sebanyak 22,4 persen mahasiswa program pendidikan dokter spesialis terdeteksi mengalami gejala depresi. Sekitar 3 persen di antaranya bahkan mengaku merasa lebih baik mengakhiri hidup atau ingin melukai diri sendiri dengan cara apa pun.

Hal itu disebutkan pada data Kementerian Kesehatan berdasarkan hasil penapisan atau skrining kesehatan jiwa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) di 28 rumah sakit vertikal pada 21, 22, dan 24 Maret 2024. Skrining dilakukan pada 12.121 PPDS dengan menggunakan kuesioner Patient Health Questionnaire -9.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan