logo Kompas.id
HumanioraBagaimana Letusan Toba...
Iklan

Bagaimana Letusan Toba Mengubah Perjalanan Manusia di Dunia

Penelitian baru menunjukkan, letusan Toba mengubah kehidupan ”Homo sapiens” dan menjadi bekal migrasi keluar Afrika.

Oleh
AHMAD ARIF
· 1 menit baca
Pemandangan menawan Danau Toba, Sumatera Utara, dilihat dari sisi Pulau Samosir, Jumat (22/7/2011). Danau Toba dikelilingi tebing terjal dengan ketinggian rata-rata 1.200 meter serta luas 1.780 kilometer persegi dengan titik terdalam mencapai 500 meter.
KOMPAS/RADITYA HELABUM

Pemandangan menawan Danau Toba, Sumatera Utara, dilihat dari sisi Pulau Samosir, Jumat (22/7/2011). Danau Toba dikelilingi tebing terjal dengan ketinggian rata-rata 1.200 meter serta luas 1.780 kilometer persegi dengan titik terdalam mencapai 500 meter.

Letusan Toba 74.000 tahun lalu diketahui sebagai letusan gunung api terkuat yang pernah terjadi dalam sejarah Bumi dengan dampak global. Penelitian terbaru menunjukkan, letusan ini telah mengubah pola kehidupan Homo sapiens dan menjadi salah bekal migrasi leluhur manusia modern ini keluar dari Afrika.

Riset genetika telah mengungkap bahwa nenek moyang manusia modern (Homo sapiens) di seluruh dunia memiliki leluhur yang sama di Afrika. Laporan antropolog Vanessa Hayes dari Garvan Institute of Medical Research dan University of Sydney dan tim di jurnal Nature pada 2019 lalu, misalnya, menyebutkan, ”Setiap orang saat ini bisa dilacak DNA mitokondrianya pada manusia (perempuan) yang tinggal di kampung pertama (di Afrika).” Kesimpulan Hayes ini didapatkan setelah menganalisis DNA mitokondria 1.200 orang di Afrika dan membandingkannya dengan bank gen manusia di dunia. Daerah asal leluhur ini disebut lahan basah-paleo Makgadikgadi-Okavango, di dekat Delta Okavango modern, sekitar Botswana.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan