logo Kompas.id
HumanioraRasionalitas Pemilih Pemula
Iklan

Perilaku Politik

Rasionalitas Pemilih Pemula

Pilihan politik pemilih pemula banyak dipengaruhi orangtua. Ini jadi cerminan masyarakat yang dipenuhi pemilih emosional

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
· 1 menit baca
Para santri menampilkan tari tradisi saat pembukaan kegiatan Peci Santri (kompetisi ceramah demokrasi antarsantri) yang merupakan bagian dari Kirab Pemilu di Pondok Pesantren Nurul Hikmah, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/11/2023). Di antara para santri ini merupakan pemilih pemula dalam Pemilu 2024.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Para santri menampilkan tari tradisi saat pembukaan kegiatan Peci Santri (kompetisi ceramah demokrasi antarsantri) yang merupakan bagian dari Kirab Pemilu di Pondok Pesantren Nurul Hikmah, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/11/2023). Di antara para santri ini merupakan pemilih pemula dalam Pemilu 2024.

Pemilih pemula, yang sebagian besar termasuk generasi Z, sering dicap ahistoris dan suka gimik. Pilihan mereka dianggap tidak mencerminkan rasionalitas pemilih. Nyatanya, sebagian besar pilihan mereka justru dipengaruhi orangtua dan orang di sekitarnya. Sementara pilihan politik sebagian besar orang Indonesia masih didorong oleh emosi.

Proses transisi demografi yang ditandai makin menurunnya persentase penduduk muda dan bertambahnya penduduk tua turut memengaruhi porsi pemilih pemula dalam pemilu. Semasa Pemilu 2004, diperkirakan ada 16,4 persen pemilih pemula dan turun menjadi 13,2 persen pada 2023. Namun, karena jumlah potensi pemilih terus naik, jumlahnya masih sedikit membesar.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan
Terjadi galat saat memproses permintaan.