Anak Usia Dini Butuh Penguatan Kemampuan Nonkognitif
Pendidikan anak usia dini belum dipahami sebagai pengembangan anak secara holistik dari kognitif, kesehatan, hingga kematangan emosi dan emosional.
JAKARTA, KOMPAS β Pendidikan anak usia dini di Indonesia masih salah kaprah sehingga lebih berfokus pada kemampuan kognitif semata, terutama membaca, menulis, dan menghitung. Padahal, pada masa anak usia dini, kesiapan bersekolah anak juga butuh penguatan kemampuan nonkognitif. Pemerintah diminta lebih fokus pada pengubahan paradigma berpikir guru dan orangtua terkait pendidikan anak usia dini, termasuk batasan usia sampai 8 tahun.
Jika mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2003 tentang Pendidikan Anak usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) sudah ditegaskan tentang pengembangan anak usia dini yang esensial dari aspek kesehatan/gizi, pengasuhan, perlindungan, hingga rangsangan pendidikan yang dilakukan secara simultan, sistematis, menyeluruh, terintegrasi, dan berkesinambungan. Namun, konsep dan tujuan dari pendidikan pada anak usia dini belum dipahami dengan benar, baik di kalangan pembuat dan pelaksana kebijakan di pemerintah pusat dan daerah, pendidik PAUD dan SD, maupun di kalangan orangtua dan masyarakat.