Bermitra dengan Kecerdasan Buatan dalam Karya Sastra
Karya sastra hasil kecerdasan buatan sangat mungkin dipakai penulis untuk menambah perbendaharaan bahasa yang sebelumnya tidak terpikirkan.
JAKARTA, KOMPAS β Dunia sastra tidak luput dari kekhawatiran akan tantangan kecerdasan buatan yang bisa menggerus kreativitas para penulis dalam memproduksi karya sastra. Fakta ini tidak boleh dinafikan oleh para penulis. Mereka harus bisa mengubah tantangan ini menjadi peluang baru untuk tetap relevan bersama perkembangan zaman.
Penulis filsafat sekaligus pengajar Institut Kesenian Jakarta, Martin Suryajaya, menilai, keberadaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) akan mengubah cara penulis dalam bekerja. Sebab, perkembangan teknologi adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Ia akan terus berjalan maju dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan manusia itu sendiri.