logo Kompas.id
HumanioraNasib ”Food Estate” Belu...
Iklan

Kemandirian Pangan

Nasib ”Food Estate” Belu Setelah Jokowi Pergi

Jagung yang ditanam di lahan ”food estate” Belu, Nusa Tenggara Timur, kekurangan air karena bendungan yang kering. Petani terpaksa membeli air untuk menyelamatkan jagungnya.

Oleh
FRANS PATI HERIN, AHMAD ARIF
· 1 menit baca
Truk tangki mengisi bak untuk penyiraman jagung di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Rabu (16/8/2023).
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Truk tangki mengisi bak untuk penyiraman jagung di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Rabu (16/8/2023).

Truk tangki menurunkan 5.000 liter air untuk menyirami tanaman jagung yang hampir mati di lahan lumbung pangan atau food estate Desa Fatuketi, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Rabu (16/8/2023). Di lokasi ini, sekitar satu setengah tahun lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan proyek tersebut dengan menanam jagung dan menyalakan penyiram air otomatis.

Siang itu suhu udara menembus 36 derajat celsius. Matahari panas memanggang, tanpa awan. Permukaan tanah berkapur itu mengering dan berdebu. Di tanah itu, hamparan tanaman jagung yang masih berusia 10 hari-1 bulan terlihat layu.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Nasib ”Food Estate” Belu Setelah Jokowi Pergi".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...