logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊMengolah Kolope dari Umbi...
Iklan

Mengolah Kolope dari Umbi Beracun di Pulau Muna

Umbi kolope atau gadung, hanya satu dari sekian banyak sumber pangan bergizi yang tersia-siakan karena dominasi beras dan terigu impor.

Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS, AHMAD ARIF
Β· 1 menit baca
Kolope, ubi hutan beracun, siap disantap di Desa Latompe, Lawa, Muna Barat, Sulawesi Tenggara, Jumat (25/8/2023). Kolope adalah pangan lokal yang dekat dengan masyarakat di wilayah ini. Tidak hanya di saat krisis pangan, tetapi juga diolah untuk keperluan makan sehari-hari.
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Kolope, ubi hutan beracun, siap disantap di Desa Latompe, Lawa, Muna Barat, Sulawesi Tenggara, Jumat (25/8/2023). Kolope adalah pangan lokal yang dekat dengan masyarakat di wilayah ini. Tidak hanya di saat krisis pangan, tetapi juga diolah untuk keperluan makan sehari-hari.

Di bawah tajuk pohon jati, di tanah Pulau Muna yang kering berbatu, umbi-umbian kolope itu tetap bisa tumbuh subur. Racun sianida yang terkandung di umbi ini secara alami melindunginya dari babi hutan dan rusa liar. Namun, secara turun-temurun orang Muna telah memiliki pengetahuan untuk mengolah umbi ini menjadi makanan pokok yang lezat dan menyehatkan.

Kolope merupakan salah satu tanaman endemik yang bisa ditemukan di hampir semua wilayah Kepulauan Indonesia dengan variasi nama lokal yang berbeda. Di masa lalu, tanaman umbi-umbian ini juga merupakan salah satu sumber karbohidrat penting di Jawa. Nama lain umbi ini di Jawa adalah gadung (Dioscorea hispida Dennst).

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan