logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊNikmat dan Cemas Saat Sarapan ...
Iklan

Nikmat dan Cemas Saat Sarapan Buntal

Masyarakat Wakatobi secara turun-temurun memiliki pengetahuan mengolah ikan buntal, yang mengandung racun tetrodotoksin.

Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS, AHMAD ARIF
Β· 1 menit baca
Hamusiu (40), warga Lingkungan Mohuta di Wangi-Wangi Selatan, Pulau Wakatobi, Sulawesi Tenggara, menyiapkan ikan buntal (<i>Tetraodontiformes</i>), yang memiliki racun mematikan untuk dimasak, Jumat (1/9/2023). Orang Wakatobi memiliki pengetahuan lokal yang diwarisi turun-temurun untuk menghilangkan racun buntal.
KOMPAS/AHMAD ARIF

Hamusiu (40), warga Lingkungan Mohuta di Wangi-Wangi Selatan, Pulau Wakatobi, Sulawesi Tenggara, menyiapkan ikan buntal (Tetraodontiformes), yang memiliki racun mematikan untuk dimasak, Jumat (1/9/2023). Orang Wakatobi memiliki pengetahuan lokal yang diwarisi turun-temurun untuk menghilangkan racun buntal.

Februari 2023 lalu, dua warga lingkungan Mohuta di Wangi-Wangi Selatan, Pulau Wakatobi, Sulawesi Tenggara, meninggal dunia karena mengonsumsi ikan buntal, spesies yang disebut-sebut paling beracun di lautan. Salah satu korban itu dikuburkan persis di samping dapur tempat Hamusiu (40) mengolah dan memasak spesies ikan yang sama untuk sarapan pada Jumat (1/9/2023) pagi.

”Mereka yang meninggal itu sebelumnya sudah berkali-kali mengolah dan makan buntal juga. Mungkin lagi apes saja,” kata Hamusiu, sambil bersiap mengolah ikan buntal.

Editor:
ICHWAN SUSANTO, ADHITYA RAMADHAN
Bagikan