INOVASI IPTEK
Gelang Pintar untuk Cegah Kekerasan pada Difabel
Inovasi teknologi berupa gelang pintar dikembangkan untuk mencegah kekerasan pada penyandang disabilitas. Tingkat sensitivitas sensor bisa diatur sesuai kebutuhan difabel.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F10%2F12%2F2a54b71e-730f-48d1-92fe-606d7e8a439a_jpg.jpg)
Ketua Umum Komisi Nasional Disabilitas (KND) Dante Rigmalia menunjukkan Gelang Tunagrahita (Grita) yang dipakainya sebagai inovasi alat bantu penyandang disabilitas yang dipamerkan di Forum Tingkat Tinggi Menteri Sosial Se-ASEAN di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (12/10/2023). Inovasi ini diinisiasi oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini yang geram mendengar banyaknya kasus rudapaksa yang banyak menimpa anak-anak disabilitas rungu dan wicara.
Hampir setiap bulan kita terpapar berita mengenai penyandang disabilitas menjadi korban kekerasan seksual. Mereka menjadi korban karena tak kuasa melawan dengan keterbatasan fisik dan mental. Karena itu, inovasi alat bantu diperlukan agar mereka bisa mandiri dan mencegah tindak kekerasan tersebut.
Selama tahun 2022 saja tercatat 72 kasus kekerasan terhadap perempuan disabilitas yang tercatat oleh Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), dan 27 orang di antaranya memiliki disabilitas ganda atau menyandang lebih dari satu jenis disabilitas. Hal ini menandakan kerentanan mereka, bahkan berlapis, dibandingkan dengan mereka yang tidak menyandang disabilitas atau nondifabel.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Gelang untuk Cegah Kekerasan pada Difabel".
Baca Epaper Kompas