logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊKemampuan Memahami Bacaan...
Iklan

Kemampuan Memahami Bacaan Masih Rendah

Kemampuan literasi anak-anak sekolah di Indonesia dalam kondisi darurat. Agar siswa jadi pembaca aktif, perlu tersedia buku bacaan atau buku nonteks.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
Β· 1 menit baca
Kemamapuan literasi siswa Indonesia masih rendah. Sekolah-sekolah pun didorong untuk menguatkan kegiatan membaca buku cerita/buku nonteks, baik di dalam kelas maupun di perpustakaan sekolah. Terlihat di salah satu SD di Lombok Utara, Nusa Tenggra Barat, siswa SD membaca di pojok baca yang dibuat di dalam ruang kelas.
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU

Kemamapuan literasi siswa Indonesia masih rendah. Sekolah-sekolah pun didorong untuk menguatkan kegiatan membaca buku cerita/buku nonteks, baik di dalam kelas maupun di perpustakaan sekolah. Terlihat di salah satu SD di Lombok Utara, Nusa Tenggra Barat, siswa SD membaca di pojok baca yang dibuat di dalam ruang kelas.

JAKARTA, KOMPAS β€” Untuk menghadapi tantangan dunia ke depan, para siswa mesti memiliki beragam pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan dasar yang penting dimiliki adalah memahami bacaan. Namun, banyak siswa belum mencapai kompetensi literasi di atas standar minimum.

Berdasarkan Asesmen Nasional (AN) Tahun 2022 di Rapor Pendidikan Indonesia, meski literasi siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas sederajat meningkat daripada tahun sebelumnya, banyak siswa belum mencapai kompetensi literasi di atas standar minimum. Kemampuan literasi siswa di semua jenjang pendidikan mencakup pemahaman berbagai jenis teks untuk mengatasi masalah masih dalam kategori sedang.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan