logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊRuang Hidup Masyarakat Adat...
Iklan

Ruang Hidup Masyarakat Adat Dalem Tamblingan Hadapi Tekanan

Ruang hidup masyarakat adat dalem tamblingan di Bali menghadapi sejumlah tekanan dari sejumlah pihak, mulai dari kegiatan eksploitasi, investasi, hingga ketiadaan regulasi. Pengakuan hutan adat pun mendesak dilakukan.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
Lanskap Danau Tamblingan di Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali, Selasa (19/9/2023). Danau Tamblingan merupakan satu dari tiga danau kembar yang terbentuk dalam sebuah kaldera besar dan terus dijaga kelestariannya oleh Masyarakat Adat Dalem Tamblingan.
KOMPAS/PRADIPTA PANDU MUSTIKA

Lanskap Danau Tamblingan di Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali, Selasa (19/9/2023). Danau Tamblingan merupakan satu dari tiga danau kembar yang terbentuk dalam sebuah kaldera besar dan terus dijaga kelestariannya oleh Masyarakat Adat Dalem Tamblingan.

BULELENG, KOMPAS β€” Ruang hidup masyarakat adat dalem tamblingan di Bali menghadapi sejumlah tekanan dari sejumlah pihak, mulai dari kegiatan eksploitasi, investasi, hingga ketiadaan regulasi untuk melindungi komunitas tersebut. Pengakuan terhadap wilayah dan hutan adat masyarakat ini mendesak dilakukan agar ruang hidup mereka tetap terjaga.

Ketua Tim 9 Masyarakat Adat Dalem Tamblingan (MADT) Putu Ardana menyampaikan, seiring dengan perkembangan zaman, MADT menghadapi sejumlah tekanan yang bisa merenggut ruang hidup masyarakat. Tekanan ini mayoritas berasal dari pihak luar, khususnya investor yang berusaha mengeksploitasi hutan adat untuk kegiatan pariwisata.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan