logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊKetersediaan Obat Inovatif...
Iklan

Ketersediaan Obat Inovatif Baru di Indonesia Masih Rendah

Hanya 9 persen dari 460 obat baru yang telah dipasarkan secara global pada 2012-2021 tersedia di Indonesia. Hal itu membuat akses masyarakat pada terapi inovatif pun terhambat.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
Peneliti sedang melihat hasil ekstrak bahan baku alami di laboratorium Pusat Riset Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) di Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences, kawasan industri Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020). Saat ini impor bahan baku farmasi mencapai angka 95 persen, dengan 60 persen di antaranya berasal dari China.
Kompas

Peneliti sedang melihat hasil ekstrak bahan baku alami di laboratorium Pusat Riset Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) di Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences, kawasan industri Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020). Saat ini impor bahan baku farmasi mencapai angka 95 persen, dengan 60 persen di antaranya berasal dari China.

JAKARTA, KOMPAS β€” Ketersediaan produk farmasi, terutama obat dan vaksin yang inovatif, di Indonesia masih terbatas. Hal tersebut mengurangi akses masyarakat terhadap obat yang berkualitas dan efektif bagi pengobatan. Industri mendorong agar hambatan ini bisa diatasi.

Wakil Ketua International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Evie Yulin dalam acara temu media di Jakarta, Senin (11/9/2023), mengatakan, rendahnya ketersediaan obat dan vaksin yang inovatif di Indonesia terlihat dari hasil studi Pharmaceutical Research and Manufacturers of America (PhRMA). Studi tersebut menunjukkan, ketersediaan obat baru di Indonesia hanya 9 persen dari 460 obat baru yang diluncurkan secara global selama 2012-2021.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan