logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊAlih Fungsi Lahan Mempersulit ...
Iklan

Alih Fungsi Lahan Mempersulit Survei Populasi Hewan Terancam Punah

Peneliti sering kali menemukan jejak manusia tidak jauh dari jejak harimau, gajah, dan orangutan yang sedang diamati. Mereka khawatir penegakan hukum yang belum tegas semakin mengancam populasi satwa liar.

Oleh
Stephanus Aranditio
Β· 1 menit baca
Peneliti dari Kota Kitakyushu, Jepang, memeriksa kesiapan <i>camera trap</i> yang akan dipasang di Kawasan Konservasi Mangrove Wonorejo, Surabaya, Kamis (29/1/2020).
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA (BAH)

Peneliti dari Kota Kitakyushu, Jepang, memeriksa kesiapan camera trap yang akan dipasang di Kawasan Konservasi Mangrove Wonorejo, Surabaya, Kamis (29/1/2020).

JAKARTA, KOMPAS β€” Upaya-upaya untuk menghitung harimau, gajah, dan orangutan yang tersisa di alam liar menemui tantangan baru karena lahan habitat mereka sudah banyak beralih fungsi menjadi perkebunan masyarakat dan industri. Penelitian sulit dilakukan karena hewan langka itu bergerak semakin jauh dari titik perkiraan peneliti. Selain itu, peneliti juga sulit mendapatkan akses ke lahan tersebut.

Peneliti dari Forum Harimau Kita, Tarmizi, misalnya, sering kali menemui adanya aktivitas ilegal manusia di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh, saat melakukan survei menghitung jumlah populasi harimau sumatera. Aktivitas ilegal itu terekam kamera tersembunyi (camera trap) yang disebar di beberapa titik. Kebanyakan dari mereka terlihat membawa senapan yang terindikasi kuat sebagai pemburu yang mengancam ekosistem hewan di sana.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan