logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊMinim Awan di Jabodetabek,...
Iklan

Minim Awan di Jabodetabek, Modifikasi Cuaca Dihentikan Sementara

Keberadaan awan kumulus dan stratokumulus sebagai target untuk ditaburkannya garam dan kapur tohor masih minim di langit Jabodetabek. Operasi TMC akan dilanjutkan pada 24 Agustus 2023.

Oleh
Stephanus Aranditio
Β· 1 menit baca
Penampakan langit Jakarta dari kokpit pesawat CASA 212 registrasi A2108 milik TNI AU saat tim melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi polusi udara di Jabodetabek dan Jawa Barat pada Senin (21/8/2023). Tim gabungan ini terdiri dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); dan TNI AU.
ARSIP BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL

Penampakan langit Jakarta dari kokpit pesawat CASA 212 registrasi A2108 milik TNI AU saat tim melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi polusi udara di Jabodetabek dan Jawa Barat pada Senin (21/8/2023). Tim gabungan ini terdiri dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB); dan TNI AU.

JAKARTA, KOMPAS β€” Setelah tiga hari melakukan penyemaian garam ke langit untuk membuat hujan buatan demi mengurangi polusi udara, Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN menghentikan sementara operasi teknologi modifikasi cuaca atau TMC di wilayah Jabodetabek. Operasi akan dilanjutkan pada Kamis (24/8/2023).

Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN Budi Harsoyo menjelaskan, keberadaan awan kumulus dan stratokumulus sebagai target untuk ditaburkannya NaCl atau garam masih minim di langit Jabodetabek. Hal ini disebabkan musim kemarau sehingga peluang untuk turun hujan cukup berat.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan