logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊKeberagaman Pangan Lokal untuk...
Iklan

Keberagaman Pangan Lokal untuk Menghadapi Perubahan Iklim

Keberagaman sumber pangan tradisional masyarakat Nusa Tenggara Timur memiliki daya tahan yang baik terhadap kekeringan sehingga berpotensi untuk mendukung adaptasi perubahan iklim.

Oleh
AHMAD ARIF, Frans Pati Herin
Β· 1 menit baca
Bermacam biji-bijian dijual di Pasar Senja TPI Lewoleba, Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, Kamis (10/8/2023). Pasar yang berada di pinggir pantai tersebut hanya buka mulai sore hari. Bermacam sayuran dan hasil laut melimpah dengan harga terjangkau tersedia di pasar tersebut.
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Bermacam biji-bijian dijual di Pasar Senja TPI Lewoleba, Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, Kamis (10/8/2023). Pasar yang berada di pinggir pantai tersebut hanya buka mulai sore hari. Bermacam sayuran dan hasil laut melimpah dengan harga terjangkau tersedia di pasar tersebut.

JAKARTA, KOMPAS β€” Ketergantungan pada beras dan pangan olahan yang didatangkan dari luar pulau selain memperburuk kesehatan juga melemahkan daya tahan masyarakat Nusa Tenggara Timur menghadapi perubahan iklim. Sejumlah sumber pangan tradisional masyarakat di kawasan beriklim semiarid ini terbukti memiliki daya tahan yang baik terhadap kekeringan, tetapi saat ini banyak yang ditinggalkan.

Semiloka tentang pangan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, pada Senin hingga Rabu (14-16/8/2023) menekankan urgensi transformasi sistem pangan di NTT. Semiloka ini diselenggarakan sejumlah lembaga, di antaranya VCA, Koalisi Panganbaik, KRKP, Koalisi FOLU, dan WRI Indonesia, diikuti para pemangku kepentingan, baik unsur pemerintahan, swasta, maupun masyarakat. Diskusi juga mengundang perwakilan Badan Pangan Nasional (Bapanas) serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan