Catatan Iptek
Semua Terdampak Polusi Udara
Polusi merugikan kesehatan dan merusak lingkungan sekitar. Mitigasi harus segera dilakukan untuk mencegah akibat polusi udara yang lebih buruk.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F10%2F199e7967-361b-44e6-b2b6-a18096abf6c2_jpg.jpg)
Monumen Nasional berselimut kabut pada Kamis (10/8/2023) siang. Kualitas udara buruk di Jakarta dan wilayah sekitarnya masih menjadi permasalahan yang serius. Data IQAir pada hari ini mencapai angka 164 per pukul 11.00. Angka tersebut menunjukkan kualitas udara di Jakarta tidak sehat.
Buruknya kualitas udara Jakarta selama musim kemarau akan terus berulang seiring dengan terus memanasnya suhu Bumi. Upaya mitigasi harus diambil dan dilaksanakan konsisten karena pencemaran udara tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, mental, dan reproduksi manusia, tetapi juga hewan, tumbuhan, dan bangunan.
Seiring datangnya musim kemarau sejak beberapa bulan lalu, polusi udara Jakarta terus memburuk. Berdasarkan pemberitaan Kompas, keluhan atas buruknya udara Jakarta itu setidaknya sudah terjadi sejak Maret 2023. Sejak saat itu, hingga pertengahan Agustus ini, platform informasi kualitas udara milik perusahaan asal Swiss IQAir beberapa kali menempatkan mutu udara harian Jakarta dalam kategori tidak sehat (merah) dan tidak sehat bagi kelompok sensitif (oranye).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Semua Terdampak Polusi Udara".
Baca Epaper Kompas