logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊKeragaman Hayati Tinggi,...
Iklan

Keragaman Hayati Tinggi, Optimalkan Pemanfaatan Ekstrak Bahan Alam

Tanaman obat dan rempah di Indonesia berlimpah, tetapi pemanfaatannya belum optimal. Pemerintah dan industri pun bekerja sama mengembangkan pemanfaatannya.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/_2H6-MCfBzEQh_FUFj49mQ_rDcs=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2020%2F03%2F04%2F0cd0b163-6f13-4886-8319-90046906b5c8_jpg.jpg

Pembeli memilih jahe merah dan temu lawak di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2020). Sejak dua hari terakhir ini harga dua komoditas tersebut naik tajam karena dianggap dapat menangkal virus korona baru. Harga jahe merah yang sebelumnya Rp 35.000 per kilogram naik menjadi Rp 70.000 per kg. Begitu juga dengan temulawak, harganya naik dari Rp 25.000 per kg menjadi Rp 40.000 per kg.

JAKARTA, KOMPAS β€” Indonesia memiliki banyak bahan alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku fitofarmaka, jamu, makanan, hingga obat tradisional. Namun, pemanfaatan bahan alam tak optimal karena belum banyak pihak mampu mengolahnya menjadi ekstrak. Untuk itu, pemerintah dan pelaku industri berkolaborasi untuk mengembangkan industri ekstrak bahan alam.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan