logo Kompas.id
›
Humaniora›Gletser di Himalaya Bakal...
Iklan

Gletser di Himalaya Bakal Menyusut 80 Persen pada Abad Ini

Gletser di Himalaya diprediksi bakal menyusut hingga 80 persen di abad ini akibat pemanasan global. Sementara itu, gletser di Puncak Jaya, Papua, diprediksi bakal hilang sepenuhnya antara 2023 dan 2026.

Oleh
AHMAD ARIF
· 1 menit baca
Foto yang dirilis kantor berita China, Xinhua, 30 April 2020, memperlihatkan puncak Gunung Qomonglama, juga dikenal sebagai Gunung Everest. China mengirim ilmuwan untuk mendaki Gunung Everest saat puncak gunung tertinggi dunia itu kosong dari pendaki komersial karena Covid-19.
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO

Foto yang dirilis kantor berita China, Xinhua, 30 April 2020, memperlihatkan puncak Gunung Qomonglama, juga dikenal sebagai Gunung Everest. China mengirim ilmuwan untuk mendaki Gunung Everest saat puncak gunung tertinggi dunia itu kosong dari pendaki komersial karena Covid-19.

JAKARTA, KOMPAS — Gletser di Pegunungan Hindu Kush Himalaya saat ini mencair dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jika emisi gas rumah kaca tidak dikurangi secara tajam, volume gletser di kawasan tersebut bakal menyusut hingga 80 persen abad ini dan hal itu akan memicu bencana.

Laporan dari International Center for Integrated Mountain Development yang berbasis di Kathmandu pada Selasa (20/6/2023) menjadi alarm bahaya tentang dampak pemanasan global. Laporan ini juga memperingatkan bahwa banjir bandang dan longsoran akan semakin besar kemungkinannya di tahun-tahun mendatang. Selain itu, ketersediaan air tawar bagi hampir 2 miliar orang yang tinggal di 12 aliran sungai yang berhulu di pegunungan ini juga bakal terganggu.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan