logo Kompas.id
Humaniora”Slow Fashion” Dapat Kurangi...
Iklan

”Slow Fashion” Dapat Kurangi Limbah Industri Tekstil

Tiga dari 10 orang Indonesia pernah membuang pakaian yang tidak diinginkan setelah memakainya sekali. Padahal, dari setiap ton serat yang diproses dalam industri tekstil dapat menghasilkan 9,6 ton emisi karbon.

Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
· 1 menit baca
Aktivitas produksi divisi garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (13/2/2019).
KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA

Aktivitas produksi divisi garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (13/2/2019).

JAKARTA, KOMPAS —Fashion menjadi penyumbang polusi ketiga terbesar di dunia setelah industri energi dan industri pertanian. Slowfashion atau mode lambat merupakan salah satu tawaran alternatif untuk mengurangi permintaan terhadap industri tekstil.

Hal itu disampaikan eco content creator, Annabella, dalam webinar bertajuk ”Breaking the Stigma of Thrifting, Upcycling and Slow Fashion” yang diadakan Antheia Project pada Minggu (16/4/2023). The Antheia Project merupakan gerakan yang bertujuan meningkatkan kesadaran lingkungan dan mendorong cara hidup yang ramah lingkungan.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan