PSIKOLOGI
Menjadi Pengamat yang Peduli
Peran pengamat penting untuk mencegah atau mengintervensi tindakan buruk. Pengamat tidak perlu menunggu orang lain mengintervensi, tetapi dapat bertindak lebih aktif dengan mengambil tanggung jawab untuk membantu.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F08%2F31%2F7e687db4-bd11-47d8-adc9-96821973355c_jpg.jpg)
Warga melintasi mural bertema hentikan perundungan di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (31/8/2021). Pemaksaan yang berujung pada diskriminasi dan perundungan harus dihentikan karena tidak menghargai hak asasi manusia.
Bayangkan suatu keadaan. Anda sedang di keramaian, dan seseorang yang tidak Anda kenal mengalami hal tidak mengenakkan. Misalnya dirundung oleh teman-temannya, dimaki-maki pasangan, atau dilecehkan oleh seseorang yang lain. Apakah Anda atau pengamat lain akan turun tangan menolong atau diam saja?
Penelitian menunjukkan bahwa ketika ada orang-orang lain, umumnya kita akan berpikir ribuan kali untuk mengintervensi kejadian. Semua berasumsi atau saling menunggu bahwa yang lain akan melakukan sesuatu. Akhirnya, tidak ada seorang pun yang membantu. Alasan lain bahwa banyak dari kita tidak melakukan sesuatu adalah karena kita khawatir dengan risiko yang mungkin terjadi.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 13 dengan judul "Menjadi Pengamat yang Peduli".
Baca Epaper Kompas