logo Kompas.id
HumanioraHumor sebagai Media Kritik...
Iklan

Humor sebagai Media Kritik Masih Relevan

Humor dinilai sebagai media yang tepat untuk menyampaikan kritik secara ringan dan tidak menyinggung. Adapun humor digunakan sebagai media kritik sejak beberapa dekade lalu di Indonesia.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
· 1 menit baca
Diskusi “Refleksi Legenda Film Komedi” di Jakarta, Jumat (31/3/2023). Pemutaran film ini merupakan bagian dari acara “Refleksi Legenda Film Komedi” yang dilaksanakan Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3), Humoria.id, Persatuan Seniman Komedi Indonesia (Paski), dan Sinematek Indonesia dalam rangka Hari Film Nasional.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI

Diskusi “Refleksi Legenda Film Komedi” di Jakarta, Jumat (31/3/2023). Pemutaran film ini merupakan bagian dari acara “Refleksi Legenda Film Komedi” yang dilaksanakan Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3), Humoria.id, Persatuan Seniman Komedi Indonesia (Paski), dan Sinematek Indonesia dalam rangka Hari Film Nasional.

JAKARTA, KOMPAS — Pada masa Orde Baru, humor menjadi salah satu alat menyampaikan kritik kepada penguasa serta membahas kondisi masyarakat. Fungsi humor tersebut dinilai masih relevan di era pasca-reformasi saat ini. Dengan humor, isu publik dapat dikenalkan dan dibicarakan secara luas serta ringan.

Salah satu kritik berbalut humor dapat ditemukan di lebih dari 30 film Warkop yang diproduksi pada periode 1979-1994. Pada film pertama Warkop berjudul Mana Tahaaan… (1979), ada adegan saat salah satu tokoh menduduki nasi bungkus, kemudian dihardik oleh tokoh lain karena beras mahal. Ada juga adegan ketika para tokoh mengamen untuk membiayai hidup, tetapi hanya mendapat sedikit hasil setelah bersusah-susah seharian.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan