logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊPemeriksaan Kasus Tuberkulosis...
Iklan

Pemeriksaan Kasus Tuberkulosis Resistan Obat Belum Optimal

Kapasitas diagnosis tuberkulosis resistan obat perlu ditingkatkan melalui dukungan teknologi yang mumpuni. Diagnosis yang tepat akan mendukung upaya penemuan kasus yang lebih cepat sehingga penanganan juga lebih baik.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Cirebon menunjukkan sampel dahak untuk pemeriksaan tuberkulosis di Auditorium Adang Hamara Lapas Narkotika Cirebon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pertengahan Maret 2020.
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Cirebon menunjukkan sampel dahak untuk pemeriksaan tuberkulosis di Auditorium Adang Hamara Lapas Narkotika Cirebon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pertengahan Maret 2020.

JAKARTA, KOMPAS β€” Kasus tuberkulosis resistan obat yang terdeteksi diperkirakan baru mencapai 40 persen. Hal ini dapat menghambat target eliminasi kasus tuberkulosis pada 2030. Peningkatan kapasitas diagnostik tuberkulosis resistan obat pun harus diperkuat di seluruh wilayah.

Data Kementerian Kesehatan per 2021 menunjukkan, estimasi kasus tuberkulosis di Indonesia mencapai 969.000 kasus. Namun, kasus yang ditemukan baru mencapai 443.235 kasus. Dari jumlah itu, 8.269 kasus merupakan kasus tuberkulosis (TBC) resistan obat atau sekitar 40 persen dari jumlah kasus TBC RO sebenarnya.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan