logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊEmisi Metana dari Limbah...
Iklan

Emisi Metana dari Limbah Peternakan Bisa Dikurangi Signifikan

Penambahan kalsium sianamida pada kotoran sapi membuat produksi gas metana hampir berhenti total. Secara keseluruhan, emisi turun hingga 99 persen.

Oleh
ICHWAN SUSANTO
Β· 1 menit baca
Katon mempersiapkan ampas dari pengolahan sawit untuk pakan di usaha penggemukan dan pembiakan sapi di Selagai Lingga, Kabupaten Lampung Tengah, Senin (26/12/2022).
KOMPAS/PRIYOMBODO

Katon mempersiapkan ampas dari pengolahan sawit untuk pakan di usaha penggemukan dan pembiakan sapi di Selagai Lingga, Kabupaten Lampung Tengah, Senin (26/12/2022).

Kontribusi sektor peternakan pada mitigasi perubahan iklim relatif kurang terdengar gaungnya di Indonesia. Meski angkanya sangat kecil dibandingkan dengan sektor lahan dan hutan serta sektor energi, kontribusi penurunan emisi gas rumah kaca dari peternakan akan membantu upaya penyelamatan bumi.

Kegiatan peternakan, khususnya ternak ruminansia, seperti sapi potong ataupun sapi perah, dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) berupa gas metana (CH4). Gas ini memiliki faktor emisi 20-30 kali lipat dari karbon dioksida (CO2). Karena itu, apabila emisi gas metana bisa dikurangi, hasilnya akan cukup baik bagi upaya pengendalian iklim.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan