logo Kompas.id
HumanioraPengasuh ODGJ Berisiko...
Iklan

Pengasuh ODGJ Berisiko ”Burnout”

Pengasuh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) bekerja dengan berbagai risiko. Mereka butuh dukungan masyarakat agar ODGJ bisa lekas pulih, antara lain, dengan tidak mendiskriminasi ODGJ.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
· 1 menit baca
Antrean pasien yang termasuk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) untuk menerima suntikan vaksin Covid-19 di Paviliun Basudewa, Rumah Sakit dr Marzoeki Mahdi, Kota Bogor, Jawa Barat, awal Juni 2021.
RONY ARIYANTO NUGROHO

Antrean pasien yang termasuk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) untuk menerima suntikan vaksin Covid-19 di Paviliun Basudewa, Rumah Sakit dr Marzoeki Mahdi, Kota Bogor, Jawa Barat, awal Juni 2021.

JAKARTA, KOMPAS — Pengasuh orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ memiliki beban kerja yang berat sehingga berisiko mengalami burnout. Dukungan dari keluarga hingga masyarakat pun dibutuhkan, baik untuk membantu pengasuh maupun untuk pemulihan ODGJ.

Caregiver (pengasuh) pun juga bisa burnout. Jadi, jangan hanya melihat ODGJ. Yang merawat (ODGJ) pun bisa jadi sangat butuh pendampingan, baik dari relawan, pemerhati (kesehatan jiwa), maupun kader (kesehatan),” ucap Ketua Asosiasi Psikologi Kesehatan Indonesia 2018-2022 Eunike Sri Tyas Suci saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (5/1/2023).

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan