logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊRiset Baterai di Indonesia...
Iklan

Riset Baterai di Indonesia Terus Berkembang

Riset akan teknologi dan material baterai terus dikembangkan di Indonesia. Sejumlah hasil, antara lain, baterai sudah bisa dibuat menggunakan nikel dan kobalt saja.

Oleh
ZULIAN FATHA NURIZAL
Β· 1 menit baca
Rombongan tur mobil listrik dari Jakarta menuju Jambi yang digelar Kementerian Perhubungan tiba di Bandar Lampung, pertengahan Januari 2022.  Tur itu dilakukan dalam rangka kampanye penggunaan kendaraan ramah lingkungan.
VINA OKTAVIA

Rombongan tur mobil listrik dari Jakarta menuju Jambi yang digelar Kementerian Perhubungan tiba di Bandar Lampung, pertengahan Januari 2022. Tur itu dilakukan dalam rangka kampanye penggunaan kendaraan ramah lingkungan.

JAKARTA, KOMPAS β€” Inovasi terus dikembangkan menuju transisi energi. Kini, penelitian menunjukkan bahwa pembuatan baterai litium cukup dengan nikel dan kobalt saja. Pembuatan baterai tidak perlu menyertakan mangan seperti sebelumnya. Hal ini membawa angin segar bagi produksi baterai dalam negeri karena tidak perlu menunggu impor mangan.

”Memang idealnya baterai litium itu menggunakan nikel, mangan, dan kobalt atau disingkat NMC. Penelitian yang kami kembangkan juga menemukan bahwa baterai sudah bisa menggunakan nikel dan kobalt saja,” kata Corporate Engagement National Battery Research Institute (NBRI) Baihaqi Muhammad pada Rabu (14/12/2022) di Jakarta. Ia berbicara dalam kegiatan Konferensi Internasional Teknologi dan Bahan Material Lanjutan (ICAMT).

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan