Perempuan
Membongkar Logika Berpikir
Kongres Ulama Perempuan Indonesia terus berupaya membongkar secara sistemik sistem pengetahuan dan peradaban yang memarjinalkan perempuan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2018%2F03%2F14%2F8f37b3d7-6977-4fe4-a2b3-0172ad930b2e_jpg.jpg)
Peserta Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) berfoto bersama di Pondok Pesantren Kebon Jambu, Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (26/4/2017). Lebih dari 700 perempuan ulama, aktivis, dan akademisi berkumpul dalam KUPI untuk membicarakan peran perempuan dalam berbagai masalah.
Sejarah Islam mencatat sejumlah perempuan ulama yang mewarnai pemikiran keislaman. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Fatimah RA, Aisyah RA, Ummu Salamah RA, Nusaibah RA, dan Hafsah RA adalah beberapa sosok yang otoritas keulamaannya memberi pengaruh pada pengetahuan keislaman.
Dalam perjalanan waktu, peran perempuan ulama tertutup pemikiran laki-laki ulama. Salah satu penyebab dapat ditelusuri dari pendapat Ahmet T Kuru, Direktur Pusat Kajian Islam dan Arab di San Diego State University, dalam bukunya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Islam, Otorianisme, dan Ketertinggalan (KPG, Januari 2021).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 5 dengan judul "Membongkar Logika Berpikir".
Baca Epaper Kompas