HIV
Putus Obat Jadi Tantangan Penanganan
Penanganan dan pencegahan HIV menghadapi berbagai tantangan di lapangan, antara lain putus obat karena berbagai alasan dan kriminalisasi kondom oleh penegak hukum.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F07%2F23%2F097ea18d-1d7c-4a49-9fe3-5cce2261795f_jpg.jpg)
Seorang transpuan menunjukkan obat antiretroviral (ARV) di Jakarta, Jumat (22/7/2022). Obat itu ia konsumsi setiap hari karena terinfeksi HIV.
MATARAM, KOMPAS — Putus obat menjadi salah satu tantangan dalam penanganan HIV. Banyak hal yang menjadi penyebabnya, seperti bosan, efek samping, dan faktor ekonomi yang terpukul saat pembatasan mobilitas akibat pandemi Covid-19 diberlakukan.
Fatmi (37), orang dengan HIV dari Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (4/11/2022), mengatakan, dirinya pernah putus mengonsumsi obat HIV ketika hamil. Saat itu, ia mengalami morning sickness yang parah. Setiap kali minum obat antiretroviral (ARV), ia mual parah sehingga makanan sulit masuk dan kepala juga pusing. Akhirnya, ia putus obat selama delapan bulan.