logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€Ί131 Anak Mengalami Gagal...
Iklan

131 Anak Mengalami Gagal Ginjal Akut Misterius

Ikatan Dokter Anak Indonesia melaporkan 131 anak mengalami gagal ginjal akut misterius. Gejala yang paling banyak ditemukan adalah penurunan volume urine, bahkan ada yang tidak buang air kecil sama sekali.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
Aktivis dari Indonesia Kidney Care Club menggelar aksi memperingati Hari Ginjal Sedunia dengan membagikan stiker dan buku saku mengenai kesehatan ginjal kepada masyarakat yang melintas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Kamis (8/3). Hingga saat ini terapi penanganan penyakit gagal ginjal dapat dilakukan dengan cuci darah (hemodialisis), cuci darah lewat perut (<i>Dialisis Peritoneal</i>) dan cangkok ginjal yang semuanya memerlukan biaya yang tinggi.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Aktivis dari Indonesia Kidney Care Club menggelar aksi memperingati Hari Ginjal Sedunia dengan membagikan stiker dan buku saku mengenai kesehatan ginjal kepada masyarakat yang melintas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Kamis (8/3). Hingga saat ini terapi penanganan penyakit gagal ginjal dapat dilakukan dengan cuci darah (hemodialisis), cuci darah lewat perut (Dialisis Peritoneal) dan cangkok ginjal yang semuanya memerlukan biaya yang tinggi.

JAKARTA, KOMPAS β€” Ikatan Dokter Anak Indonesia melaporkan adanya 131 kasus anak yang mengalami gagal ginjal akut progresif atipikal. Belum diketahui secara pasti penyebab gagal ginjal akut yang dialami anak-anak tersebut. Orangtua diminta meningkatkan kewaspadaan, terutama pada anak yang menunjukkan gejala penyakit.

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Eka Laksmi Hidayati di Jakarta, Selasa (11/10/2022), mengatakan, investigasi masih dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti gagal ginjal akut yang dialami oleh 131 anak yang tersebar di seluruh Indonesia. Berdasarkan hasil dari berbagai pemeriksaan laboratorium belum diketahui ada virus atau patogen lain yang ditemukan secara konsisten dari pasien yang dilaporkan.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan