logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊPelatihan Kompresi Jantung...
Iklan

Pelatihan Kompresi Jantung Perlu Masuk dalam Kurikulum Sekolah

Keterampilan untuk memberikan pertolongan pertama pada kasus henti jantung atau henti napas dengan resusitasi jantung paru seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Edukasi terkait itu pun perlu diberikan sejak dini.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
Peserta pelatihan pertolongan pertama pada korban serangan jantung belajar melakukan CPR atau resusitasi jantung paru pada alat peraga, Sabtu (5/10/2019), di Jakarta. Pengetahuan tentang pertolongan pertama sangat membantu untuk mencegah kematian akibat serangan jantung.
KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO

Peserta pelatihan pertolongan pertama pada korban serangan jantung belajar melakukan CPR atau resusitasi jantung paru pada alat peraga, Sabtu (5/10/2019), di Jakarta. Pengetahuan tentang pertolongan pertama sangat membantu untuk mencegah kematian akibat serangan jantung.

JAKARTA, KOMPAS β€” Bantuan hidup dasar dengan memberikan kompresi dada sangat penting sebagai pertolongan pertama pada seseorang yang mengalami henti jantung. Sayangnya, hanya sedikit masyarakat di Indonesia yang dapat melakukan hal itu dengan baik. Pelatihan bantuan hidup dasar pun perlu dimasukkan sebagai bagian dari kurikulum sekolah.

Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) Ade Meidian Ambari mengatakan, kompresi dada sebagai langkah resusitasi jantung paru (CPR) merupakan tindakan pertolongan pertama yang efektif diberikan kepada seseorang yang mengalami henti jantung atau henti napas oleh sebab apa pun. Dengan cara ini, diharapkan fungsi pompa jantung bisa pulih kembali.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan