logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊJembatan Riset Mutlak untuk...
Iklan

Jembatan Riset Mutlak untuk Hilirisasi

Adanya fasilitas pendukung yang dapat mempertemukan peneliti di perguruan tinggi dengan industri amat penting dalam proses hilirisasi riset. Komitmen yang kuat pun diperlukan, baik dari peneliti maupun industri.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
Β· 1 menit baca
Ketua tim penemu Beti Ernawati Dewi menunjukkan alat tes diagnostik dini dan cepat demam berdarah dengue (DBD), yakni rapid diagnostic tes (RDT) protein NS-1 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), Jakarta, Selasa (6/9/2022). Penemuan alat atau kit in merupakan hasil kolaborasi hasil penelitian dengan personel dari lintas program studi Ul dengan industri.
KOMPAS/RIZA FATHONI

Ketua tim penemu Beti Ernawati Dewi menunjukkan alat tes diagnostik dini dan cepat demam berdarah dengue (DBD), yakni rapid diagnostic tes (RDT) protein NS-1 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), Jakarta, Selasa (6/9/2022). Penemuan alat atau kit in merupakan hasil kolaborasi hasil penelitian dengan personel dari lintas program studi Ul dengan industri.

JAKARTA, KOMPAS β€” Kendala hilirisasi riset masih dihadapi sebagian besar peneliti di perguruan tinggi. Kesulitan dalam koordinasi dengan pihak industri menjadi penyebab utamanya. Untuk itu, adanya pihak yang dapat menjembatani antara peneliti di perguruan tinggi dan industri mutlak dibutuhkan.

Staf Departemen Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang juga Ketua Peneliti Alat Diagnostik Dini dan Cepat Demam Berdarah Dengue Beti Ernawati Dewi mengatakan, sebagian besar riset terapan yang berhenti tidak sampai pada hilirisasi disebabkan kurangnya sinergi dan kolaborasi dengan pihak swasta. Banyak peneliti masih bingung untuk bekerja sama dengan pihak swasta.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan