RISET GENETIKA
Data Genomik Manusia Indonesia untuk Pemetaan Budaya dan Pengobatan Presisi
Data genetika populasi yang selama belasan tahun dikumpulkan para peneliti LBM Eijkman berperan penting dalam berbagai studi untuk mengetahui asal-usul, budaya, sebaran penyakit, hingga pengobatan presisi.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F11%2F24%2F274b220f-952e-47d5-bcd3-9c4fd6d0c050_jpg.jpg)
Staf medis dari Puskesmas Pintas Tuo, Kecamatan Muara Tabir, Kabupaten Tebo, Jambi, membantu mengambil sampel darah Menti Gentar, pemimpin rombongan Orang Rimba di Makekal Hilir, Kamis (10/1/2015). Pengambilan sampel ini dilakukan dalam rangka pemeriksaan genetika dan kesehatan Orang Rimba di Bukit Duabelas yang dilakukan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Warsi.
TANGERANG, KOMPAS — Meskipun jumlah penduduk di Indonesia terbesar keempat di dunia dan memiliki keragaman etnis serta genetik yang sangat tinggi, karakterisasi genom kita tertinggal jauh dibandingkan negara lain di dunia. Padahal, data genom ini memiliki peran sangat penting dalam berbagai studi untuk mengetahui asal-usul manusia, budaya, sebaran penyakit, hingga dasar bagi pengobatan presisi.
Pengambilan sampel genetik sejumlah suku di Indonesia yang dilakukan oleh para peneliti Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman selama belasan tahun terakhir berperan sangat penting dalam berbagai studi genom modern.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 5 dengan judul "Data Genomik untuk Pemetaan Budaya".
Baca Epaper Kompas