logo Kompas.id
Humaniora2.500 Bayi Talasemia Lahir Per...
Iklan

2.500 Bayi Talasemia Lahir Per Tahun di Indonesia

Sebanyak 2.500 bayi lahir di Indonesia dengan talasemia mayor setiap tahun. Sejalan dengan meningkatnya insiden, semakin banyak pasien hidup bergantung pada transfusi darah sebagai bentuk pengobatan seumur hidup.

Oleh
AHMAD ARIF
· 1 menit baca
Tim peneliti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, melakukan pemeriksaan darah untuk pemetaan talasemia di Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (6/9). Talasemia atau kelainan sel darah merah merupakan penyakit genetik yang paling tinggi frekuensinya di Indonesia dengan variasi berbeda di tiap etnis.
KOMPAS/AHMAD ARIF

Tim peneliti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi, melakukan pemeriksaan darah untuk pemetaan talasemia di Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (6/9). Talasemia atau kelainan sel darah merah merupakan penyakit genetik yang paling tinggi frekuensinya di Indonesia dengan variasi berbeda di tiap etnis.

JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 2.500 bayi lahir di Indonesia dengan talasemia mayor setiap tahun, 80 persen di antaranya dalam kategori akut sehingga berisiko membutuhkan transfusi darah sepanjang hidup. Upaya pencegahan melalui pemeriksaan sejak dini calon orangtua harus jadi prioritas untuk mengurangi beban perawatan yang meningkat tajam.

”Berada di ’Sabuk Talasemia’ dunia, Indonesia merupakan hotspot untuk hemoglobinopati (penyakit genetik pada hemoglobin),” kata Pustika Amalia Wahidiyat dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Jumat (12/8/2022).

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan