logo Kompas.id
HumanioraPerspektif Jender Diperlukan...
Iklan

Perspektif Jender Diperlukan dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Perspektif jender perlu dipertimbangkan pada penyesuaian skema jaminan ketenagakerjaan. Sebab, banyak perempuan bekerja di sektor informal, baru sebagian kecil menikmati cuti hamil, dan lansia perempuan miskin meningkat.

Oleh
NINA SUSILO
· 1 menit baca
Sejumlah perempuan dengan bersusah payah menyeberangi Sungai Wulan untuk memulai rutinitas pagi mereka sebagai pedagang atau buruh pabrik di Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (7/3/2016). Hari Perempuan Internasional yang diperingati pada 8 Maret mengangkat isu peran perempuan dalam setiap kehidupan ekonomi, sosial, politik, dan hukum.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Sejumlah perempuan dengan bersusah payah menyeberangi Sungai Wulan untuk memulai rutinitas pagi mereka sebagai pedagang atau buruh pabrik di Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (7/3/2016). Hari Perempuan Internasional yang diperingati pada 8 Maret mengangkat isu peran perempuan dalam setiap kehidupan ekonomi, sosial, politik, dan hukum.

JAKARTA, KOMPAS — Pertimbangan kebutuhan yang berbeda antara pekerja perempuan dan laki-laki semestinya menjadi dasar dalam menentukan program jaminan sosial ketenagakerjaan. Karena itu, skema-skema manfaat yang disiapkan harus memperhatikan perspektif jender dan kebutuhan kelompok rentan.

Dalam seminar daring bertajuk ”Mendorong Kesetaraan Gender dalam Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan”, Selasa (11/5/2022), terungkap bahwa kesenjangan kondisi ketenagakerjaan perempuan dan laki-laki semakin mempersulit perempuan mengakses program jaminan sosial ketenagakerjaan. Hal ini menambah kerentanan perempuan pekerja.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan