logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊMenikah Dulu, Menyesal...
Iklan

Menikah Dulu, Menyesal Kemudian

Kerentanan perkawinan anak bukan isapan jempol belaka. Dari segi sosial, pernikahan anak tak henti-hentinya menimbulkan persoalan besar.

Oleh
FAJAR RAMADHAN
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ZXnKX7LuZzZANe6oH-0BRaHWiGM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2Fb0c422f0-97d1-4ade-adaf-5a85f8618a1c_jpg.jpg
Kompas/Heru Sri Kumoro

Mural berisi pesan untuk menghindari perkawinan usia dini dan lebih mengejar prestasi di Jalan Bekasi Timur Raya, Jakarta Utara, Kamis (20/2/2020).

Indahnya kehidupan setelah menikah pernah membayangi Anggraini (28), sebelas tahun silam. Saat usia menginjak 17 tahun, dia rela meninggalkan masa remajanya dan memutuskan menikah. Alih-alih menjalani kehidupan yang menyenangkan, kini dia harus membanting tulang seorang diri untuk menghidupi kedua putrinya.

Senin (15/2/2021) siang, Anggraini sibuk mengasuh kedua putrinya, Novi (10) dan Jihan (6), di sebuah lapak minuman semipermanen berukuran 3 meter x 2 meter di Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di saat yang bersamaan, Anggraini harus melayani para pembeli. Saat pembeli sedang ramai, tanpa pikir panjang, Novi ikut membantu sang ibu.

Editor:
agnesrita
Bagikan