logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊPenggunaan dan Pengembangan...
Iklan

Penggunaan dan Pengembangan Kendaraan Listrik Terus Didorong

Emisi gas rumah kaca dari transportasi terus meningkat. Solusi mengedepankan mobil listrik dan membangun sarana prasarana serta kebijakan yang berpihak perlu terus dibangun. Juga dekarbonisasi pembangkit listrik.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Iq-tIstNkGavDygJK_P77Mq7rt0=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2FIMG_1266-2_1596600102.jpg
KOMPAS/DAHONO FITRIANTO

Ilustrasi kendaraan listrik: Hyundai Ioniq adalah mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV) dengan kapasitas baterai 38,3 kWh dan diklaim mampu menempuh jarak lebih dari 300 km dalam satu kali cas penuh baterai.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pengembangan dan penggunaan kendaraan listrik terus didorong sebagai upaya menurunkan penggunaan bahan bakar minyak demi penurunan emisi gas rumah kaca. Transformasi dari kendaraan berbasis energi fosil ini agar juga diikuti dekarbonisasi pada pembangkit listrik yang saat ini masih didominasi dari sumber batubara yang kotor dan tak ramah lingkungan.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menyampaikan, konsumsi energi di sektor transportasi terus meningkat dan menyumbang 32 persen dari total konsumsi energi di dunia. Kondisi ini menyebabkan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor transportasi mencapai 25 persen dan sebagian besar berasal dari transportasi darat.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan