logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊBeban Generasi Muda untuk...
Iklan

Beban Generasi Muda untuk Berkeluarga Lebih Berat

Generasi muda, yaitu milenial dan generasi Z, dinilai akan menanggung beban moral yang berat jika Rancangan Undang-Undang Ketahanan Keluarga disahkan. Standar keluarga ideal menurut RUU tersebut dinilai tidak relevan.

Oleh
Sekar Gandhawangi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/T7Jre1qqUo8XQHBt5j9lN10Pa7Q=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20200220_ENGLISH-RUU-KETAHANAN-KELUARGA_B_web_1582208989.jpg
KOMPAS/ADITYA DIVERANTA

Ibu-ibu berkumpul di SDN 06 Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat, Kamis (20/2/2020). Mereka khawatir jika peran istri dibatasi sebagai pengurus rumah tangga dalam Rancangan Undang-Undang Ketahanan Keluarga.

JAKARTA, KOMPAS β€” Generasi muda, yaitu milenial dan generasi Z, dinilai akan menanggung beban moral yang berat apabila Rancangan Undang-Undang Ketahanan Keluarga disahkan. Standar keluarga ideal menurut RUU tersebut dinilai tidak relevan dengan karakteristik masyarakat masa kini.

Perwakilan United Nations Population Fund (UNFPA), Nurcahyo Budi Waskito, mengatakan, ada indikasi bias jender dalam RUU Ketahanan Keluarga. Dalam Pasal 25 RUU Ketahanan Keluarga, pemerintah mengatur pembagian peran suami dan istri dalam satu keluarga. Hal ini diskriminatif karena beban ketahanan keluarga dilimpahkan ke perempuan saja.

Editor:
khaerudin
Bagikan