logo Kompas.id
HumanioraRelevansi Sekolah Kejuruan...
Iklan

Relevansi Sekolah Kejuruan dengan Industri Perlu Diperkuat

Kompetensi lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tidak relevan menyebabkan minimnya serapan di dunia kerja. Dari survei angkatan kerja nasional (Sakernas), angka pengangguran SMK lebih tinggi daripada SMA.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zO-eYz_DVmxJsjmbC8aAdXhLd_I=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F52feb5a5-d811-490e-9111-0267fe0f6540_jpeg.jpg
KOMPAS/DEONISIA ARLINTA

Suasana forum kajian pembangunan bertajuk “Revitalisasi SMK untuk Menjawab Tantangan Pasar Tenaga Kerja”, di Jakarta, Kamis (26/9/2019).

JAKARTA, KOMPAS – Relevansi pendidikan kejuruan terhadap kebutuhan industri di Indonesia perlu diperkuat agar lulusan sekolah kejuruan mampu terserap secara optimal. Untuk itu, perlu adanya perbaikan secara menyeluruh. Mulai dari penyesuaian kurikulum, penyediaan sarana dan prasarana yang mumpuni, serta peningkatan kualitas tenaga pengajarnya.

Kompetensi lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tidak relevan menyebabkan minimnya serapan di dunia kerja. Dari survei angkatan kerja nasional (Sakernas), angka pengangguran SMK lebih tinggi daripada SMA. Pada Agustus 2018 tercatat, angka pengangguran SMK sebesar 11,24 persen dan SMA, 7,95 persen.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan