Seni Logam
Menembus Batas melalui Yin Yang
Pada dekade 1970-an, Lini mendapat julukan pelukis cilik ajaib yang menarik perhatian perupa terkemuka, seperti Affandi.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F09%2F03%2F9dc91bff-6075-444e-8ac9-52fb5ddff611_jpg.jpg)
Tamu undangan mengelilingi pameran tunggal seni rupa Lini Natalini Widhiasi yang Infinity Yin Yang di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2024). Pameran yang dikuratori oleh Citra Smara Dewi ini berlangsung hingga 3 Oktober 2024. Pameran menampilkan karya-karya instalasi dengan medium logam aluminium. Karya Lini Natalini Widhiasi yang berjudul ”Passion and Hope” juga telah menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia.
Lini Natalini Widhiasi merasa punya utang pada gairah keseniannya yang telah lama tak dilayani. Rutinitas harian mengambil banyak perhatian dalam hidup Lini. Mulai dari pelajaran ketika masih duduk di bangku pendidikan hingga kehidupan pernikahan sebagai istri dan ibu menguras waktunya.
”Semua saya lakukan dengan cinta, tetapi saya kehilangan melukis,” ungkap Lini.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 11 dengan judul "Menembus Batas melalui Yin Yang".
Baca Epaper Kompas