Siklus Kecurangan Tak Berkesudahan
Kenisbian menjadi teramat kentara saat manusia berinteraksi dengan setan-setan hingga perbedaannya nyaris tak kasat mata. Roro Jonggrang yang semula diposisikan protagonis dan mencuatkan iba pun tak luput dari keculasan.
Teater Koma mementaskan Roro Jonggrang yang memfokuskan silang sengkarut keculasan tak hanya dua sejoli, tetapi juga lelembut-lelembut yang membuntutinya. Pertunjukan tersebut menyuguhkan tantangan mulai pendalaman karakter hingga gedung yang baru.
Roro Jonggrang terkenal karena kemolekan tiada tara yang bikin banyak raja mabuk kepayang. Semua lamaran ditolak, malahan ia mendambakan pemuda desa yang terus memujanya hingga tua. Roro Jonggrang senantiasa dikuntit dua embannya yang pecicilan. Seorang berlogat Batak dan lainnya kenes.